Selasa, 07 Oktober 2008

Membina hubungan baik


Jika Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan nilai ibadah kepada Allah SWT (hablumminallah) yang merupakan hubungan dimensi vertikal dengan penciptanya, maka Idul Fitri adalah saaat-saat pemulihan atau penjalinan kembali hubungan baik dengan sesama manusia (hablumminannas) melalui proses saling mengunjungi dan saling memaafkan. Kedua dimensi ini (vertikal dan horizontal) tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sehingga sudah menjadi tradisi kaum muslimin jika setiap lebaran mereka satu sama lain saling bersilaturrahmi, saling mengunjungi antar tetangga, saudara, karib kerabat dan saling memaafkan satu sama lain.

Hubungan baik kerap kali berbuah manis. Seringkali kita dengar seseorang yang dapat pekerjaan karena kenalannya. Paling tidak yang pertama kali dihubungi adalah mereka yang telah dikenal dengan baik daripada orang yang belum pasti latar belakangnya. Pun demikian juga di bisnis kerap kali kita ditawari proyek karena rekomendasi dari orang yang telah dikenal. Dalam dunia bisnis penjalinan hubungan baik merupakan salah satu persyaratan suksesnya sebuah bisnis. Penjalinan hubungan baik bukan hanya antara pemilik bisnis selaku produsen dengan konsumennya tapi juga antara pemilik bisnis dengan distributor dan antara distributor dengan konsumen. Hubungan ini akan menjadi suatu sistem yang mempengaruhi keberlangsungan suatu bisnis. Jika hubungan ini baik maka bisnis akan berjalan dengan baik begitu juga sebaliknya jika hubungan buruk maka bisnis akan terganggu.

Hubungan baik juga mesti dijaga antara pemilik bisnis yang satu dengan pemilik bisnis yang lain, baik yang berada dalam bisnis yang berbeda atau dengan bisnis yang sama. Jadi tidak melihat pebisnis yang lain sebagai suatu saingan yang saling menjatuhkan tapi membuat suatu komunitas yang saling memperkuat dan saling mendukung. Keuntungannya jika pemilik bisnis yang satu sedang overload proyek dan tidak mungkin menanganinya dalam waktu yang sama, kita bisa saja mendapat rekomendasi dari mereka untuk menjalankan proyek tersebut. Keuntungan yang lain, suatu komunitas bisnis memiliki nilai tawar yang lebih tinggi ketika berhadapan dengan pemerintah atau DPR selaku pembuat undang-undang dibandingkan dengan seorang pebisnis saja. Contoh terbaru negosiasi antara komunitas bisnis dengan pemerintah soal pemotongan pajak. Ini terjadi karena komunitas bisnis ikut menentukan perekonomian suatu negara. Jika komunitas bisnis jatuh maka ekonomi negara juga ikut goncang seperti yang terjadi sekarang dengan negara sebesar Amerika Serikat. Perumpamaannya seperti sebelah lidi dengan sekumpulan lidi. Yang satu mudah dipatahkan yang lain tidak. Jadi tidak ada ruginya membina hubungan baik dengan sesama hitung-hitung malah jadi pahala. Freedom.