Selasa, 16 September 2008

Kreatif



Suatu ketika, Richard Branson (pemilik kerajaan bisnis Virgin) menemui bagian kredit di sebuah bank New York.

“Saya ingin berbisnis ke Asia selama dua minggu,” jelas Richard Branson gamblang. “Untuk itu, saya perlu pinjaman sebesar 7.500 dolar.”

“Dengan senang hati kami akan membantu,” ujar staf bagian kredit. Asalkan ada jaminannya.”

“Sure! No problem,” sahut Richard Branson dengan cepat. “Jaminannya adalah Ferrari saya yang terparkir di depan. Ini kuncinya boleh dicek.”

Mengingat harga Ferrari itu 350.000 dolar, pihak bank langsung setuju. Lalu mobil mewah itu dipindahkan ke basement bank.
Dalam hati, staf bagian kredit menertawakan Richard Branson, “Kok mau-maunya menjaminkan Ferrari senilai 350.000 dolar dengan pinjaman sebesar 7.500 dolar. Dasar pengusaha konyol!”

Setelah dua minggu berselang, Richard Branson datang lagi. Usai melunasi pinjaman sebesar 7.500 dolar beserta bunganya sebesar 20 dolar, ia diperbolehkan membawa pulang Ferrari-nya.
Sambil menyetir meninggalkan bank, dalam hati Richard Branson bergumam, “Hari gini di New York, mana ada tempat parkir yang aman dan murah. Apalagi untuk mobil mewah. Kok mau-maunya bank itu menyediakannya. Dasar bank konyol!” Aha! Jelas sudah, siapa yang konyol. Richard Bronson tadi lebih pas disebut sosok yang kreatif. Aslinya, dia sama sekali tidak berniat untuk meminjam uang. Dia hanya ngin mencari tempat parkir yang aman dan murah untuk Ferrari-nya selama dua minggu. (Ippho*)

Cerita di atas walaupun menurut penulisnya fiktip tetapi benar-benar penuh inspiratif untuk menampilkan sesuatu yang berbeda dalam mencapai suatu tujuan. Di dalam dunia bisnis yang semakin mengglobal menjadi kreatif adalah suatu keharusan kalau tidak ingin tergilas oleh pesaing. Bayangkan kalau hanya dalam satu bisnis ada sepuluh pesaing berarti ada sepuluh strategi yang digunakan masing-masing pesaing, mengingat klasifikasi masing-masing pesaing seperti, modal, pasar, target konsumen dan sebagainya. Kreativitas tidak hanya dalam bisnis tapi dalam segala hal. Sebagai contoh dalam sepak bola misalnya tiap tim yang bertanding tidak bisa hanya mengandalkan hanya strategi yang sama. Harus kreatif, harus ada terobosan kalau ingin menang. Misalnya pada piala dunia 2002 Korea Jepang, strategi bola-bola atas Jerman saat berhadapan dengan Arab Saudi (di penyisihan) atau Korea Selatan (di semifinal) tidak bisa digunakan menghadapi tim sekelas Brazil di partai final. Karena secara fisik postur pemain Brazil tidak kalah dengan pemain Jerman.

Nah itu di bola, di bisnis misalnya untuk mendongkrak penjualan bukunya, Tung Desem Waringin memberikan bonus CD untuk setiap pembelian buku financial revolutionnya, begitu ide ini diikuti oleh penulis lainnya, ia menggunakan teknik promosi lain seperti membuat “hujan duit” yang baru pertama kali di Indonesia bahkan mungkin di dunia.

Dan yang terbaru datang dari PT Ningrat Muda Mandiri ketika melihat kota Jakarta yang selalu macet maka mereka meluncurkan Limo Bike yang menyerupai ojek tapi dengan inovasi yang unik seperti jenis kendaraan roda dua berupa Piaggio fly (125 cc) yang berharga Rp.29.000.000 per unit on the road, helm yang harganya sampai Rp.500.000 per buah, blanket (semacam selimut) untuk penumpang perempuan yang menggunakan rok, jas hujan, vest, dan penutup kepala (shower cap) sekali pakai. Selain itu Limo Bike menyediakan boks sebagai bagasi guna menyimpan laptop atau benda berharga lainnya. Dilengkapi dengan GPS (Global Positioning System) dengan speaker dan microphone sebagai alat komunikasi driver dengan pusat, sedangkan komunikasi antara driver dengan penumpang terdapat speaker dan microphone yang terpasang di helm masing-masing. Dasar pemikirannya sederhana yakni tidak ada lagi istilah macet tapi penampilan konsumen tetap terjaga.

Sebagai penutup untuk menggambarkan bagaimana kreativitas dapat membuat sesuatu yang sepertinya tidak mungkin menjadi mungkin berasal dari abad pertengahan, ketika Sultan Muhammad Alfath, Khalifah Usmaniyah melakukan penaklukan terhadap Konstantinopel. Untuk mengangkut pasukannya yang besar dengan jumlah ribuan, sultan mengangkutnya dengan menggunakan kapal-kapal yang melewati jalan darat. Dengan meletakkan kayu-kayu gelondongan di sepanjang rute yang dilalui. Kapal-kapal pengangkut pasukan Usmaniyah seperti berlayar di atas jalan darat. Sebuah jalan yang tidak disangka-sangka oleh penguasa Byzantium sebelumnya dan hampir-hampir tidak terpikirkan. Ketika penguasa Byzantium menyadari hal ini pasukan Usmaniyah telah menaklukan Konstantinopel yang berujung pada keruntuhan kekaisaran Byzantium. Freedom.

Keterangan : Ippho adalah creative marketer, sehari-hari ia aktif sebagai entrepreneur di bidang property, musik, dan makanan, mentor EU, dan penulis best seller.